Kamis, 29 Maret 2012

Definisi Komunikasi (part 2) - Pesan Non verbal

Sebuah paksaan dalam diri untuk menuliskan apa pun di blog ini. Malam ini Milan dan Barca tanding dengan hasil imbang 0-0. Secara umum, penguasaan bola selama pertandingan dilakukan Barca. Sedangkan Milan, main bertahan. Menurut saya sih seperti ini ringkasan umumnya, hehehehe.

Oke...Mari kembali fokus. Saat ini saya ingin menuliskan Definisi Komunikasi part 2, saya yakin tulisan sebelumnya masih sangat dangkal. Pada umumnya, saya sengaja ingin menuliskan mata kuliah komunikasi secara ringkas tanpa pendalaman yang berarti agar pembaca bisa mendalaminya lewat buku-buku komunikasi yang banyak dijual di pasaran.

Ada beberapa buku komunikasi karya anak bangsa yang saya sarankan untuk dimiliki dan dibaca:
1. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar karya Prof. Deddy Mulyana ...
2. Psikologi Komunikasi karya Jalaluddin Rahmat
Dua buku ini, adalah buku wajib bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi. Bisa dikatakan seluruh mahasiswa ilmu komunikasi di Indonesia membaca dan memerlukan buku ini. :) Sedangkan untuk buku-buku komunikasi berbahasa inggris, silahkan cari sendiri bukunya. Saya cuma punya fotokopiannya aja...hehee

Tulisan yang lalu secara sekilas saya urai komponen komunikasi (Manusia/ Komunikator, Tindakan komunikasi / proses komunikasi berupa mengirim dan menerima pesan, Pesan, Noise, Konteks, Pengaruh dan Timbal Balik/ feedback).

Sekarang saya ingin menguraikan komponen Pesan, khususnya Pesan Non verbal. Pesan Non verbal adalah segala hal yang bermakna yang bukan bersifat verbal. Maksudnya, pesan verbal itu berupa wajah plus mata, postur tubuh, gerak kepala, posisi kaki, isyarat tangan, sentuhan, penampilan fisik, aroma dan jarak plus ruang. Mungkin diantara pembaca tulisan ini pernah nonton film Lie To Me yang diperankan Tim Roth, dan mungkin Anda juga pernah membaca buku-buku NLP bahkan mengikuti pelatihannya.  Bisa dibilang ada hubungannya lah dengan Pesan Non verbal. hehehe

Pesan Non verbal ini, untuk lebih jelasnya bisa membaca buku-buku terkait bahasa tubuh dan nonton VCD body signal (dijual di gramedia). Buku-buku komunikasi pun membahas pesan non verbal dengan sangat baik. Buku-buku populer dan buku-buku teks komunikasi bisa saling melengkapi lah...

Pesan non verbal memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1. Meregulasi pesan verbal, maksudnya pesan non verbal mengafirmasi atau menguatkan pesan verbal yang kita lakukan. contohnya adalah kebiasaan kita ketika ditanya sesuatu (Yes-No Question), kita menjawab "Iya" sambil mengangguk-anggukkan kepala. contoh lain, ketika kita menolak sesuatu atau menjawab "tidak" atas suatu pertanyaan, biasanya kita menggeleng-gelengkan kepala.
2. Mengulangi, mmmmhhh.. apa ya penjelasannya..hehehe. blank euy :D
3. Melengkapi pesan verbal, maksudnya adalah pesan non verbal melengkapi pesan verbal yang kita lakukan. Menurut saya, contoh dari pesan non verbal melengkapi pesan verbal adalah ketika kita dalam kondisi senang, kita berjalan dengan riang dan ringan, menyapa dengan menyenangkan, bergerak lincah dan tentu sebagai pelengkapnya kita tersenyum... :) Mirip seperti fungsi meregulasi pesan verbal kan?
4. Mengganti pesan verbal. Kebiasaan di Indonesia, ketika ada sesuatu yang patut diapresiasi dan dipuji kita cenderung mengepalkan tangan dan membiarkan jari jempol mengarah ke atas..mmh, seperti  d (^,^) b atau bertepuk tangan atas penampilan pihak lain.
5. Membantah pesan verbal. Pernahkan melihat seseorang (si Andi)  yang menyembunyikan kejengkelan atau kemarahannya kepada kita (si Budi, Dani) atau orang lain (Ria)? ketika Andi ditanya, apakah ia sedang marah ke Budi dan Dani, Andi bilang tidak. tetapi, mukanya menunjukkan kemarahan dan senyumnya sinis.. pernahkah melihat hal semacam itu. atau, pernahkan kita merasakan kejepit pintu? orang lain bertanya keadaan kita, dan kita menjawab baik-baik saja. tapi, sambil mengipas-ngipaskan jari kita dan meniup-niup jari kita? hehehe... seperti itulah, pesan non verbal yang membantah pesan verbal. conoh lainnya, adalah ketika kita ketahuan pdkt ke si doi, lalu temen-temen kita ngeceng-cengin kita.... kita bilang ke mereka, kalo kita lagi gak pdkt ke si doi. padahal kalo pas lagi ketemu si doi, bawaannya kita pengen deket mulu. Dan memang kita selalu dalam jarak yang dekat dengan si doi.


Masih kurang jelas kan?? bagus.... karena setelah ini, teman-teman pembaca bisa membaca rujukannya langsung. (^,^)Y . tulisan selanjutnya,,mudah2n nyusul...masih dalam tema komunikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar