Sabtu, 31 Maret 2012

Kunjungan Prof. BJ. Habibie ke Kantor Manajemen Garuda Indonesia


Kunjungan Prof. BJ. Habibie ke Kantor Manajemen Garuda Indonesia

Garuda City Complex, Bandara Soekarno-Hatta
Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo.
Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh Presiden CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.
Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.
Sebagai “balasan” Pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu).
Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?
Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.
Dalam video tersebut, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat Pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.
N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan.
Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sebagai berikut,
“Dik, anda tahu saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata ‘Dik’ kemudian secara lancar beliau melanjutkan.
“Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur. Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan teknologi yang berwawasan Nasional yakni teknologi maritim dan teknologi dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua di antara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara.
Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘How to build commercial aircraft‘ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan teknologi berwawasan Nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT. PAL dan salah satunya adalah IPTN.
Sekarang Dik, Anda semua lihat sendiri N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami Dutch Roll (istilah penerbangan untuk pesawat yang oleng) berlebihan, teknologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun ke depan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi Fly by Wire bahkan sampai hari ini.
Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu. Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri, ‘Apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?’
Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.
Dik tahu di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina dan Indonesia.
Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika, dan Eropa.
Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua?
Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 Juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer, dan lain-lain. Dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun.
Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”
Pak Habibie menghela nafas..
Ini pandangan saya mengenai cerita Pak Habibie di atas,
Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (Almarhum) Erwin.
Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selainhigh speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.
Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama. N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu, bahkan hingga kini.
Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala Pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.
Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya..
“Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufacturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”.
“Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten.
C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis.
D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu! Itu saja!”
Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sebagai berikut,
“Kalau saya umpamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1, lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik. Organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana Anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik.”
Tiba-tiba, Pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu..
“Dik, saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ibu Ainun istri saya. Ia ikuti ke mana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar.
Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya, saya mau kasih informasi. Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu.”
Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam. seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan Pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.
Dengan suara bergetar dan setengah terisak Pak Habibie melanjutkan..
“Dik, kalian tahu. Dua minggu setelah ditinggalkan ibu, suatu hari saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu. Ainun, Ainun, Ainun … saya mencari ibu di semua sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat, ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini.’ Mereka bilang, ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie.’
Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan:
  1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri mener *missing text*
  2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus.
  3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsi yang ketiga.”
Tiba-tiba, Pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara Pak Habibie seperti meloncat ke sana ke mari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu). Ia melanjutkan pembicaraannya..
“Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun. Dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia. Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat. Saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia.”
Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata..
Setelah jeda beberapa waktu, Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya,
“Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui. Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya Nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang (Saya lupa persisnya, namun Pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing). Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (Pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan di mana bisa beli buku ini di kota mereka.”
“Dik, asal you tahu. Semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiah pun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini masukkan ke rekening yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.”
“Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain. Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif.”
Pada kesempatan ini Pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan.
Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi iapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tersebut. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan di sana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.
Jakarta, 12 Januari 2012
Capt. Novianto Herupratomo
*dengan banyak sekali perbaikan ejaan dan tanda baca*
Sumber: Milis Alumni Budi Mulia 

Derap Langkah - Action

Derap langkah ....
Ingin ku melangkah 1000 kaki
Ingin ku berlari 1000 mil
Ingin ku bergerak ke depan menyongsong masa depan
Namun, perlu selangkah untuk memulai

Inginku ini dan inginku itu
Seorang berkata, "Otak dan Hati bersatu, berjayalah kita"
Sebuah keinginan dan sebuah mimpi
Sebuah tujuan, sebuah sasaran

Hanya sebuah omong kosong tanpa sebuah Action

Pola Keuangan si Miskin dan si Kaya ^^

Sekedar ingin menulis, "I need help", "Help me, please!", "I need booster to activating my pride". Untuk membantu diri saya sendiri, saya berusaha membiasakan mendengarkan motivasi-motivasi dari orang yang luar biasa.  Sekarang saya sedang mendengarkan Secrets to be Rich, TDW mengatakan dalam audiobooks-nya mengenai pola keuangan orang miskin dan orang kaya. Pola keuangan orang miskin itu, jika mempunyai uang maka uangnya itu habis dikeluarkan atau digunakan untuk konsumsi saja. Sedangkan, pola keuangan orang kaya terlihat ketika orang mendapatkan uang, ia gunakan untuk aset (sesuatu yang menghasilkan uang). Kita berada di mana ya?

Semoga saya dan Anda mendapat inspirasi dari tulisan singkat ini... adios ^^Y

Jumat, 30 Maret 2012

Komunikasi (part 3) - Jenis dan Tujuan Komunikasi

Nampaknya ada yang saya lupakan sejak awal penulisan tentang Komunikasi. Komunikasi pada intinya adalah sebuah PERSEPSI. Maksudnya adalah pengalaman atas objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang disimpulkan dan ditafsirkan sebagai sebuah pesan. Kok bisa inti komunikasi adalah persepsi?

Komunikasi itu pada dasarnya dilakukan untuk menyamakan makna, memunculkan kesamaan makna. Makna itu terkait dengan persepsi. Ranah menyamakan makna itu terdapat dalam persepsi. Ya itulah inti dari komunikasi. Lalu, jika inti dari komunikasi adalah persepsi dan untuk menyamakan makna, buat apalagi belajar ilmu komunikasi?

Ilmu komunikasi itu mempelajari beragam hal terkait komunikasi. Komunikasi itu beragam jenisnya, sehingga perlu mempelajarinya agar dapat menjadi tool mempermudah hidup kita. Jenis komunikasi berdasarkan konteksnya ada 7, yaitu:
1. komunikasi intrapersonal
2. komunikasi interpersonal
3. komunikasi kelompok kecil
4. komunikasi organisasi
5. komunikasi publik
6. komunikasi antarbudaya
7. komunikasi massa

Kembali ke paragraf sebelumnya. Kita menyamakan makna diantara orang-orang yang kita ajak komunikasi itu memiliki tujuan kan?? pastinya! Tujuan kita menyamakan makna (tujuan komunikasi) itu diantaranya adalah agar kita menemukan inner self kita sendiri dan dunia luar, untuk berhubungan dengan orang lain, untuk menghibur diri dan orang lain, dan untuk meyakinkan orang lain agar mengubah sikapnya menyesuaikan keinginan kita (menurut DeVito). Sebenarnya masih ada beberapa tujuan komunikasi yang lainnya...Menurut Gorden dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar karya Prof. Deddy Mulyana, tujuan komunikasi itu digunakan sebagai :
1. Komunikasi Sosial : komunikasi digunakan untuk menghibur, berhubungan dengan orang lain, dan mengembangkan diri.
2. Komunikasi Ekspresif:  komunikasi dilakukan untuk mengekspresikan diri kita, menyampaikan ide-ide kita, menyampaikan diri kita agar diketahui orang lain.
3. Komunikasi Ritual
4. Komunikasi Instrumental: komunikasi hanyalah alat untuk membujuk, memberitahu, dan menghibur...hehehe

Sekian dulu ya,, semoga di tulisan berikutnya saya menulis prinsip-prinsip komunikasi... Adios ^^Y 
Silahkan rujuk buku: (1)  Ilmu Komunikasi suatu pengantar karya Deddy Mulyana .(2) Psikologi Komunikasi karya Jalaludin Rahmat.

Kamis, 29 Maret 2012

Definisi Komunikasi (part 2) - Pesan Non verbal

Sebuah paksaan dalam diri untuk menuliskan apa pun di blog ini. Malam ini Milan dan Barca tanding dengan hasil imbang 0-0. Secara umum, penguasaan bola selama pertandingan dilakukan Barca. Sedangkan Milan, main bertahan. Menurut saya sih seperti ini ringkasan umumnya, hehehehe.

Oke...Mari kembali fokus. Saat ini saya ingin menuliskan Definisi Komunikasi part 2, saya yakin tulisan sebelumnya masih sangat dangkal. Pada umumnya, saya sengaja ingin menuliskan mata kuliah komunikasi secara ringkas tanpa pendalaman yang berarti agar pembaca bisa mendalaminya lewat buku-buku komunikasi yang banyak dijual di pasaran.

Ada beberapa buku komunikasi karya anak bangsa yang saya sarankan untuk dimiliki dan dibaca:
1. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar karya Prof. Deddy Mulyana ...
2. Psikologi Komunikasi karya Jalaluddin Rahmat
Dua buku ini, adalah buku wajib bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi. Bisa dikatakan seluruh mahasiswa ilmu komunikasi di Indonesia membaca dan memerlukan buku ini. :) Sedangkan untuk buku-buku komunikasi berbahasa inggris, silahkan cari sendiri bukunya. Saya cuma punya fotokopiannya aja...hehee

Tulisan yang lalu secara sekilas saya urai komponen komunikasi (Manusia/ Komunikator, Tindakan komunikasi / proses komunikasi berupa mengirim dan menerima pesan, Pesan, Noise, Konteks, Pengaruh dan Timbal Balik/ feedback).

Sekarang saya ingin menguraikan komponen Pesan, khususnya Pesan Non verbal. Pesan Non verbal adalah segala hal yang bermakna yang bukan bersifat verbal. Maksudnya, pesan verbal itu berupa wajah plus mata, postur tubuh, gerak kepala, posisi kaki, isyarat tangan, sentuhan, penampilan fisik, aroma dan jarak plus ruang. Mungkin diantara pembaca tulisan ini pernah nonton film Lie To Me yang diperankan Tim Roth, dan mungkin Anda juga pernah membaca buku-buku NLP bahkan mengikuti pelatihannya.  Bisa dibilang ada hubungannya lah dengan Pesan Non verbal. hehehe

Pesan Non verbal ini, untuk lebih jelasnya bisa membaca buku-buku terkait bahasa tubuh dan nonton VCD body signal (dijual di gramedia). Buku-buku komunikasi pun membahas pesan non verbal dengan sangat baik. Buku-buku populer dan buku-buku teks komunikasi bisa saling melengkapi lah...

Pesan non verbal memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1. Meregulasi pesan verbal, maksudnya pesan non verbal mengafirmasi atau menguatkan pesan verbal yang kita lakukan. contohnya adalah kebiasaan kita ketika ditanya sesuatu (Yes-No Question), kita menjawab "Iya" sambil mengangguk-anggukkan kepala. contoh lain, ketika kita menolak sesuatu atau menjawab "tidak" atas suatu pertanyaan, biasanya kita menggeleng-gelengkan kepala.
2. Mengulangi, mmmmhhh.. apa ya penjelasannya..hehehe. blank euy :D
3. Melengkapi pesan verbal, maksudnya adalah pesan non verbal melengkapi pesan verbal yang kita lakukan. Menurut saya, contoh dari pesan non verbal melengkapi pesan verbal adalah ketika kita dalam kondisi senang, kita berjalan dengan riang dan ringan, menyapa dengan menyenangkan, bergerak lincah dan tentu sebagai pelengkapnya kita tersenyum... :) Mirip seperti fungsi meregulasi pesan verbal kan?
4. Mengganti pesan verbal. Kebiasaan di Indonesia, ketika ada sesuatu yang patut diapresiasi dan dipuji kita cenderung mengepalkan tangan dan membiarkan jari jempol mengarah ke atas..mmh, seperti  d (^,^) b atau bertepuk tangan atas penampilan pihak lain.
5. Membantah pesan verbal. Pernahkan melihat seseorang (si Andi)  yang menyembunyikan kejengkelan atau kemarahannya kepada kita (si Budi, Dani) atau orang lain (Ria)? ketika Andi ditanya, apakah ia sedang marah ke Budi dan Dani, Andi bilang tidak. tetapi, mukanya menunjukkan kemarahan dan senyumnya sinis.. pernahkah melihat hal semacam itu. atau, pernahkan kita merasakan kejepit pintu? orang lain bertanya keadaan kita, dan kita menjawab baik-baik saja. tapi, sambil mengipas-ngipaskan jari kita dan meniup-niup jari kita? hehehe... seperti itulah, pesan non verbal yang membantah pesan verbal. conoh lainnya, adalah ketika kita ketahuan pdkt ke si doi, lalu temen-temen kita ngeceng-cengin kita.... kita bilang ke mereka, kalo kita lagi gak pdkt ke si doi. padahal kalo pas lagi ketemu si doi, bawaannya kita pengen deket mulu. Dan memang kita selalu dalam jarak yang dekat dengan si doi.


Masih kurang jelas kan?? bagus.... karena setelah ini, teman-teman pembaca bisa membaca rujukannya langsung. (^,^)Y . tulisan selanjutnya,,mudah2n nyusul...masih dalam tema komunikasi

Selasa, 27 Maret 2012

Definisi Komunikasi

Dalam tulisan ini, saya ingin menuliskan artikel atau apapun namanya terkait KOMUNIKASI. Saya ingin berbagi sedikit (sedang melatih diri sendiri untuk menuliskan pikiran dan sedikit resume dari buku2 komunikasi).

Kita mulai dengan Definisi Komunikasi,
Komunikasi adalah tindakan manusia dalam mengirim dan menerima pesan (verbal dan non verbal) yang terjadi dalam konteks tertentu, terdapatnya pengaruh terhadap pihak terkait dan terjadi proses timbal balik yang terkadang muncul noise (gangguan). 

Sebagai contoh, dua orang sahabat sedang ngobrol tentang "kopi susu". Si Andi meminta si Budi untuk membuatkannya kopi susu. Lalu, si Budi ke dapur dan membuat kopi dan susu dalam gelas yang berbeda. Si Budi menyerahkannya ke si Andi. Lalu, Andi melongo dan berkata "kan gue mintanya kopi susu, bukan kopi dan susu". Lalu Budi pun merespon, "emang ada ya kopi susu?? gue taunya kopi ya kopi... susu ya susu.."

Mari kita bedah, 
Si Andi dan Budi adalah pelaku komunikasi.
Pernyataan Andi yang ingin dibuatkan kopi susu adalah pesan verbal.
Dibuatkannya kopi dan susu adalah salah satu pengaruh yang muncul.
lalu, pernyataan:     "kan gue mintanya kopi susu, bukan kopi dan susu". Lalu Budi pun merespon, "emang ada ya kopi susu?? gue taunya kopi ya kopi... susu ya susu.." adalah proses timbal balik dalam komunikasi.
Lalu, noise yang terjadi berupa noise semantik, karena Andi minta "kopi susu", sedangkan Budi menanggapinya sebagai "Kopi dan susu".

Sampe sini dulu deh nulis tentang Definisi Komunikasinya... Mudah2an bisa saya lanjutkan di tulisan lainnya. 
Adios 
^^Y



Senin, 12 Maret 2012

Pengalaman Pribadi

    Saya teringat pengalaman diri sendiri saat masih jadi murid SMA di Bogor. Saya termasuk salah satu mrid yang aktif dan semangat. Memang sejak sekolah di SMP saya sudah semangat dan senang belajar. Nah,, saat di SMA inilah semangat saya menjadi2.
Masuk ke Rohis, berkenalan dengan teman2 yang luar biasa, senantiasa mengumandangkan pekikan takbir untuk menyemangati diri sendiri. Saya memang termasuk orang yg semangat mendukung ormas Islam saat itu, dan sesuatu yg "berbau" keislaman, termasuk salah satu parpol Islam yang sekarnag berubah nama dengan penambahan "S" di belakangnya. 
    Suatu waktu, dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Rohis SMA, saya bertindak sebagai MC dan terbiasa menyemangati dan mengajak audiens peserta untuk bertakbir. Hampir seluruh peserta pun turut bertakbir. Dalam acara itu terdapat pembicara yang masih muda dan seumuran mahasiswa saat itu, ia adalah salah seorang munsyid dari salah satu kelompok nasyid haroki yang terkenal. Pembicara ini pada akhir acara berkumpul2 dengan kami, panitia acara, beliau mengatakan bahwa sangat mengagumkan sekali mendengar dan melihat audiens semangat memekikkan takbir dalam masjid, tapi, lanjut pembicara itu, bertakbir itu bukan sekadar bertakbir, bukan sekadar mengumandangkan takbir melainkan harus ada emosi atau penghayatan atas takbir tersebut.
     Mendengar pernyataan sang pembicara, saya merasa bahwa pernyataan itu ditujukan kepada saya untuk mengkritik. Saya merasa terpukul sekali dengan pernyataannya. Bagi saya, bertakbir itu untuk menyemangati diri saya sendiri untuk tetap bergairah dan aktif. Tapi, barangkali menurut sang pembicara, takbir harus disertai dengan penghayatan jiwa. Tidak aneh memang jika ia mengatakan hal itu. karena dalam setiap nasyid yang dibawakan oleh kelompok nasyid harokinya selalu dibawakan dengan penuh penjiwaan. Saya berpikir saat itu bahwa paradigma ia yang mahasiswa UI  idealis ingin dibawa ke dalam suasana siswa saat itu secara tiba-tiba. 
      Semenjak acara itu, saya menjadi galau dan kikuk untuk bertakbir dan kikuk mengajak takbir di acara2 Rohis. Hal ini terbawa hingga mahasiswa bahkan sekarang. Saya sudah tidak tertarik lagi untuk memekikkan takbir sambil mengepalkan tangan ke atas. Bila dalam suatu momen2 tertentu yang membuat peserta acara bertakbir dengan semangat, saya bahkan cuma mengucapkan takbir pelan dan datar. Bahkan kini saya sama sekali tidak bertakbir bila ada seruan untuk bertakbir dalam sebuah acara. Saya merasakan semangat saya pun pudar dari waktu ke waktu setelah sang pembicara tersebut berkata hal di atas.
    Saat ini, saya sedang mencari dan memupuk semangat saya semula tanpa perlu anchor berupa takbir dan pergaulan dari gerakan islam. Saat ini saya memilih menjadi semi-liberal ala gue. Tanpa JIL.

Jumat, 09 Maret 2012

Start Up

Hai...
This is my first posting in this weblog. I have many weblogs until now, but i'm still newbie here. I wish I'll be consistent in publish my idea and my thoughts.
Enjoy your self ! Thank You...

Semoga bisa bermanfaat setelah membaca artikel-artikel di Dance Your Life! Terima Kasih